Adat Suku Bonai Rokan Hulu Guncang Pekan Budaya Melayu

Uncategorized783 Dilihat

Adat Suku Bonai Rokan Hulu Guncang Pekan Budaya Melayu

Pekanbaru,UlasKasus.com — Masyarakat Hukum Adat Suku Bonai dari Kecamatan Bonai Darussalam kembali mengukir sejarah budaya dalam Pekan Budaya Melayu Serumpun yang digelar bertepatan dengan peringatan HUT ke-68 Provinsi Riau. Melalui pertunjukan tari tradisional yang memukau, Suku Bonai menunjukkan bahwa adat dan budaya mereka tetap hidup dan berkembang di bumi leluhur Rokan Hulu.

Acara yang berlangsung di Lembaga Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro Pekanbaru, pada Sabtu malam (09/08/2025) pukul 20.00 WIB ini merupakan ajang bergengsi yang menampilkan kekayaan budaya masyarakat adat di Riau. Selain Suku Bonai, turut hadir juga berbagai komunitas adat dari wilayah Melayu lainnya serta tokoh-tokoh adat dari Sumatera.

Salah satu momen paling mencuri perhatian adalah kolaborasi tari Semah Tobang dengan Tari Bedeo dan Tari Cegak yang dipentaskan tujuh pemuda Suku Bonai. Energi dan makna mendalam dari perpaduan hentakan kaki serta dentingan alat musik tradisional menciptakan harmoni budaya yang memukau hadirin.

Panglimo Sakti sekaligus Ketua Barisan Pemuda Adat Suku Bonai, Kafrizal S.Sos, menyatakan dengan penuh semangat, “Panggung ini bukan sekadar tempat untuk menunjukkan kebolehan. Tari Semah Tobang adalah suara hati kami, pesan yang kami kirim ke dunia bahwa warisan budaya kami adalah identitas tak ternilai dari Rokan Hulu. Kami berharap pemerintah daerah membuka ruang seluas-luasnya agar budaya ini terus hidup dan berkembang, bahkan hingga ke panggung internasional,” ungkapnya.

Selain penampilan Suku Bonai, pagelaran juga memukau dengan kehadiran berbagai kebudayaan adat Melayu seperti Suku Sakai, Anak Rawa Siak, Akit Meranti, Duano, Patalang, Talang Mamak, Bengkalis, dan Sanggar Titi Payung Dang Merdu Rohil yang menampilkan Tari Pinggan 12.

Jondrizal Gelar Datuk Majopati, Kepala Suku Bonai, menegaskan, “Kami adalah akar yang telah menancap jauh sebelum batas wilayah ditetapkan. Kami bukan pendatang, melainkan bagian dari denyut nadi Rokan Hulu sejak nenek moyang. Namun, tanpa pengakuan resmi sebagai suku asli, kami menghadapi hambatan dalam menjaga dan memajukan budaya kami. Pengakuan ini sangat penting agar kami memiliki kewenangan penuh untuk merawat warisan leluhur, serta mengangkat kebanggaan Rokan Hulu hingga kancah dunia. Bersama pemerintah daerah, marwah Melayu akan semakin harum dan abadi,” tuturnya.

Masyarakat Suku Bonai berharap pemerintah daerah dapat segera menetapkan dan mengakui keberadaan mereka dalam Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati Rokan Hulu, sebagai bentuk perlindungan dan penghormatan terhadap Masyarakat Hukum Adat Suku Bonai Desa Bonai Kecamatan Bonai Darussalam.

Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025 bukan sekadar ajang seni dan budaya, melainkan panggung perjuangan yang membuktikan bahwa identitas dan adat asli Rokan Hulu tetap hidup, terus berdenyut, dan tak pernah padam.

Sudarno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *